Partai NasDem baru-baru ini memperlihatkan sikapnya terkait dua mantan kader yang kini bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yaitu Ahmad Ali dan Bestari Barus. Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, mengungkapkan bahwa kedua mantan kader tersebut secara otomatis kehilangan hak keanggotaan di partai mereka setelah beralih ke PSI.
Hermawi menyatakan bahwa NasDem merasa bahagia mendengar keputusan Ahmad Ali dan Bestari Barus untuk mencoba peruntungan di partai baru. Hal ini juga menjadi bentuk dukungan bagi mereka yang ingin melanjutkan karir politik meskipun tidak berhasil di pemilu sebelumnya.
Menurutnya, langkah yang diambil oleh kedua mantan kader tersebut mencerminkan keberhasilan proses kaderisasi yang dilakukan oleh NasDem. Dia berharap agar mereka sukses dalam perjalanan politik baru di PSI, yang diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Keputusan Ahmad Ali dan Bestari Barus Bergabung dengan PSI
Ahmad Ali dan Bestari Barus sebelumnya merupakan calon legislatif dari NasDem pada pemilu 2024 tetapi tidak berhasil meraih kursi. Kegagalan tersebut tidak membuat mereka surut, melainkan justru mendorong mereka untuk menemukan peluang baru di partai lain.
Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, menekankan bahwa keanggotaan mereka di NasDem berakhir dengan keputusan untuk bergabung dengan PSI. Tanggapannya terhadap langkah ini mencerminkan sikap terbuka dan positif NasDem terhadap mantan kadernya.
Hermawi menambahkan bahwa keberhasilan kaderisasi di NasDem juga tampak dari pengakuan partai lain terhadap mantan kadernya, meskipun PSI belum berhasil melalui ambang batas parlemen sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pendidikan politik yang diberikan oleh NasDem tidak sia-sia.
Struktur Kepengurusan PSI dan Peran Mantan Kader NasDem
Baru-baru ini, PSI mengumumkan kepengurusan baru untuk periode 2025-2030. Dalam pengumuman tersebut, Ahmad Ali diangkat menjadi Ketua Harian PSI, sedangkan Bestari Barus menjabat sebagai Ketua Bidang Politik.
Pemilihan keduanya ke dalam struktur kepengurusan PSI menunjukkan adanya kepercayaan terhadap kemampuan politik yang dimiliki oleh masing-masing individu. Hal ini memberikan sinyal yang kuat bahwa pengalaman yang mereka miliki di NasDem dianggap berharga di partai baru mereka.
Struktur baru ini diharapkan dapat menguatkan posisi PSI di kancah politik nasional, sekaligus meningkatkan daya saing mereka menjelang pemilu mendatang. Diharapkan juga bahwa kepemimpinan baru ini dapat membawa perubahan positif bagi arah dan visi PSI ke depan.
Respon Terhadap Langkah Politikal yang Ditempuh oleh Mantan Kader
Respon dari NasDem terhadap kepergian aklamasi Ahmad Ali dan Bestari Barus ke PSI menunjukkan bahwa mereka menghargai pilihan pribadi para mantan kader tersebut. Meski demikian, NasDem tetap percaya bahwa kader-kadernya akan tetap berkontribusi di mana pun mereka berada.
Menurut Hermawi, langkah ini juga membuktikan bahwa NasDem telah berhasil dalam hal kaderisasi. Meskipun tidak semua kader berhasil dalam pemilu, pengalaman yang didapatkan selama berada di NasDem memberikan pelajaran berharga bagi mereka dalam meniti karir politik selanjutnya.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi ini menjadi cerminan dinamika partai politik di Indonesia yang sering kali berubah-ubah. Sikap saling mendukung dan pengakuan atas kemampuan kader menjadi kunci dalam menjaga hubungan baik antara partai politik meskipun terjadi pergeseran.