loading…
Universitas Budi Luhur baru-baru ini melaksanakan sebuah aksi solidaritas yang menggugah hati. Acara yang dinamai “1.000 Lilin untuk Sumatera” merupakan ungkapan kepedulian terhadap korban banjir yang menimpa beberapa daerah di Sumatera.
Aksi solidaritas ini diadakan pada malam Jumat, 19 Desember 2025, di lapangan olahraga kampus, yang dihadiri oleh lebih dari seribu mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Ini adalah bentuk nyata komitmen universitas untuk mendukung mereka yang terkena dampak bencana alam yang mengerikan tersebut.
Penyalaan seribu lilin tersebut berfungsi sebagai simbol harapan, menandakan bahwa masyarakat yang terkena bencana tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan. Dengan dukungan moral ini, diharapkan dapat memberikan semangat bagi masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang sedang berjuang.
Deputi Rektor Universitas Budi Luhur, Deni Mahdiana, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendorong seluruh civitas akademika agar lebih peka terhadap isu-isu sosial. Ia mengungkapkan harapannya agar bantuan yang mereka berikan, meski tidak besar, dapat meredakan beban masyarakat yang terkena dampak.
Selama acara berlangsung, suasana penuh keharuan terlihat di wajah para peserta. Mereka berkumpul dengan semangat yang tulus untuk menunjukkan rasa solidaritas terhadap sepupu mereka di Sumatera.
Pentingnya Aksi Sosial dalam Menanggapi Bencana Alam
Aksi sosial seperti ini sangat penting di tengah keadaan darurat yang dihadapi oleh masyarakat. Ketika bencana alam melanda, solidaritas dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dukungannya dapat berupa moral maupun materi, sehingga para penyintas merasa diperhatikan.
Partisipasi aktif dari mahasiswa dan civitas akademika lainnya menciptakan ikatan sosial yang kuat. Kegiatan seperti ini juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan dalam isu-isu sosial. Dengan merasakan dan memahami keadaan orang lain, masyarakat akan lebih termotivasi untuk bertindak membantu.
Dalam konteks ini, pendidikan juga berperan penting. Melalui aksi-aksi kemanusiaan, mahasiswa tidak hanya belajar tentang empati, tetapi juga tentang cara berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi salah satu bentuk pengamalan ilmu yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan.
Solidaritas Sebagai Pondasi Kebersamaan Masyarakat
Solidaritas menciptakan rasa kebersamaan di dalam masyarakat. Saat bencana terjadi, dukungan dari individu maupun kelompok bisa memberikan harapan baru bagi para korban. Ini menunjukkan bahwa dalam keadaan sulit, kita akan selalu saling mendukung satu sama lain.
Penyalaan lilin dalam aksi ini membawa simbolisme bahwa harapan tetap ada, bahkan di tengah situasi yang kelam. Lilin-lilin tersebut menjadi cahaya bagi mereka yang berjuang, menggambarkan niat baik dan keinginan untuk membantu sesama.
Penggalangan dana yang dilakukan dalam aksi ini juga merupakan bagian dari usaha untuk memberikan dukungan nyata. Uang yang terkumpul akan digunakan untuk membantu meringankan beban para korban banjir. Ini menunjukkan bahwa aksi tidak hanya sekadar simbol, tetapi juga diiringi dengan tindakan nyata.
Peran Universitas dalam Menangani Isu-isu Sosial
Universitas memiliki tanggung jawab penting dalam membentuk karakter mahasiswanya menjadi individu yang peka terhadap masalah sosial. Kegiatan seperti “1.000 Lilin untuk Sumatera” adalah salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian. Dengan melakukan kegiatan sosial, mahasiswa dapat belajar menyikapi situasi dengan lebih humanis.
Dalam hal ini, pengelolaan aksi sosial perlu diterapkan secara konsisten di lingkungan kampus. Setiap tahun, universitas dapat mengadakan aksi serupa untuk merespons bencana yang terjadi. Ini akan membantu membangun budaya kepedulian yang berkelanjutan.
Selain itu, universitas juga dapat berkolaborasi dengan berbagai organisasi lain untuk merencanakan aksi sosial yang lebih besar. Dengan demikian, dampak yang dihasilkan akan lebih signifikan dan menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan.




