JAKARTA – Aktris Marissa Anita membagikan pengalaman mendalam menjelang sidang perceraian pertamanya dengan Andrew Trigg, yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada رabu (19/11/2025). Dia memunculkan aura positif meski situasi yang dihadapinya penuh tantangan, menunjukkan keberanian yang patut dicontoh.
Marissa hadir dengan busana hitam elegan, memancarkan kepercayaan diri. Meski peristiwa ini membuat banyak orang merasa cemas, ia justru bersikap santai dan hangat terhadap awak media yang meliputnya.
Dengan senyuman tulus, Marissa menyapa wartawan dan menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan mereka. “Aku dikelilingi teman-teman yang selalu mendukung. Sekali lagi, terima kasih banyak sudah hadir di sini,” katanya saat tiba di lokasi sidang.
Persiapan Marissa Anita Menjelang Sidang Cerai
Saat ditanya mengenai persiapan sebelum sidang, Marissa menyatakan bahwa ia telah melakukan berbagai hal. Salah satunya adalah bermeditasi di pagi hari, yang bagi dirinya adalah langkah penting dalam menghadapi perubahan besar ini.
Dia menjelaskan meditasi tersebut sebagai lebih dari sekadar teknik relaksasi. Bagi Marissa, meditasi adalah momen refleksi untuk mengingat kembali perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga dewasa.
“Dengan meditasi, saya bisa mengingat semua peristiwa penting dalam hidup. Itulah cara saya untuk bersiap menghadapi masa depan,” ungkapnya. Banyak yang mungkin terkejut, namun bagi Marissa, ini adalah cara untuk membangun ketahanan mental.
Pentingnya Refleksi Diri dalam Proses Perceraian
Meditasi yang dilakukan Marissa mengandung makna yang dalam. Ia melibatkan berbagai tahapan dari kehidupannya, dari usia 5 tahun hingga 88 tahun. Dengan cara ini, ia berusaha mengingat kembali semua pengalaman berharga dan pelajaran yang telah dipelajari.
“Saya bermeditasi dengan versi-diriku yang berbeda dari setiap usia, dari 5 hingga 88 tahun. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap semua bagian dari diriku,” lanjutnya. Ini tidak hanya membantu mentalnya, tetapi juga memberi perspektif baru dalam menghadapi perpisahan.
Dalam meditasi tersebut, Marissa menggali harapan dan impian yang ingin ia capai di masa depan. Ini menjadikannya lebih optimis dalam menghadapi apa yang akan datang setelah perceraian.
Spirit Positif di Tengah Ujian Hidup
Marissa menyadari bahwa perceraian bukanlah akhir dari segalanya. Ia memandangnya sebagai awal baru, sebuah kesempatan untuk memperbaiki hidup dan mengejar kebahagiaan. “Hari ini adalah langkah awal menuju fase hidup yang baru. Saya siap untuk melanjutkan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dengan dukungan dari keluarga, teman, dan penggemar, Marissa merasa diberdayakan. Dia percaya bahwa ketahanan mental dan dukungan sosial adalah kunci untuk menjalani masa-masa sulit dengan penuh keberanian.
Perceraian sering kali dianggap sebagai momok, tetapi tidak bagi Marissa. Dia melihatnya sebagai bab baru dalam bukunya sejarah kehidupan dan bersedia menjalani setiap tantangan yang ada.
Pentingnya Dukungan Sosial dalam Proses Perceraian
Marissa menekankan pentingnya dukungan dari orang-orang terdekatnya. Berada di sekitar orang-orang yang peduli dan memahami sangat membantu dalam menghadapi perpisahan ini. “Keluarga dan teman adalah sumber kekuatan saya, dan mereka selalu siap membantu,” katanya.
Dukungan yang diberikan oleh teman-teman membuatnya merasa tidak sendirian dalam menghadapi situasi sulit ini. Dia bersyukur bisa berbagi perasaan dengan orang-orang yang dapat memberikan perspektif berbeda.
Marissa juga mengajak orang-orang untuk lebih terbuka mengenai isu perceraian. Dengan berbagi pengalaman, diharapkan stigma sosial bisa berkurang dan orang-orang terdorong untuk mengambil langkah positif dalam hidup mereka.




