Bahasa Madura memiliki keunikan tersendiri dalam sistem komunikasi yang kompleks, terutama melalui penggunaan tingkat tutur atau undha-usuk basa. Meskipun tidak seketat bahasa Jawa, namun sistem ini sangat menggambarkan penghormatan dan tata krama yang mendalam dalam interaksi masyarakat Madura.
Riset yang dilakukan oleh Mulyadi dalam bukunya “Bahasa Madura Dalam Pandangan Kelas Menengah” menunjukkan bahwa stratifikasi dalam bahasa ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor seperti penutur, pendengar, situasi, dan status sosial memainkan peranan yang krusial dalam menentukan penggunaan bahasa yang tepat.
Tingkat tutur atau undha-usuk basa dalam bahasa Madura membawa karakteristik yang memberikan makna mendalam dalam berkomunikasi. Ini menjadi salah satu ciri khas yang mendefinisikan cara orang Madura berinteraksi satu sama lain.
Beragam Tingkat Tutur yang Ada dalam Bahasa Madura
Tingkatan pertama yang perlu diketahui adalah Basa Enja’ Iyah, yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Tingkat ini ideal untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau kerabat dekat, di mana kata-kata yang digunakan bersifat lebih lugas dan tidak formal.
Basa Engghi Enten merupakan tingkat kedua yang sering digunakan dalam situasi lebih formal. Dalam konteks ini, biasanya orang berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormati, di mana kata-kata dan leksikon yang digunakan harus mencerminkan penghormatan.
Pada tingkatan ini, pemakaian bahasa dapat terlihat jelas di ruang publik seperti pertokoan atau terminal. Lingkungan ini menuntut kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial yang berlaku saat berinteraksi dengan orang lain.
Pentingnya Basa Engghi Bhunten dalam Interaksi Sosial
Basa Engghi Bhunten adalah tingkat tutur yang paling sopan dalam bahasa Madura. Tingkat ini sangat penting saat berbicara dengan tokoh agama, sesepuh, atau pejabat yang memiliki posisi tinggi dalam masyarakat.
Walau mungkin tingkat ini jarang digunakan secara ketat dalam kehidupan sehari-hari, keberadaannya menunjukkan kekayaan sistem sosial dan linguistik yang ada di Madura. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat menghargai hubungan dan konteks dalam komunikasi.
Penggunaan Basa Engghi Bhunten membuktikan bahwa meskipun pergeseran budaya muda semakin terasa, nilai-nilai penghormatan tetap terjaga di kalangan masyarakat Madura.
Pengaruh Budaya Terhadap Bahasa Madura dan Komunikasinya
Budaya yang kaya di Madura memengaruhi cara komunikasi masyarakatnya. Setiap tingkat tutur menggambarkan norma dan nilai yang dijunjung tinggi dalam interaksi sosial mereka.
Seperti dalam budaya lainnya, bahasa adalah refleksi dari adat istiadat dan kemanusiaan suatu komunitas. Dalam konteks Madura, penggunaan stratifikasi ini menjadi simbol warisan budaya yang harus dijaga oleh generasi mendatang.
Masyarakat Madura yang memahami pentingnya bahasa dan cara berkomunikasi mempertahankan identitas budaya mereka dalam setiap interaksi, membuatnya semakin relevan dalam konteks modern.




