Kasus perundungan di kalangan pelajar merupakan isu serius yang mencuat belakangan ini, terutama di lingkungan sekolah. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental korban, tetapi juga menimbulkan dampak negatif bagi komunitas sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan informasi yang beredar, salah satu kasus tragis terjadi pada seorang siswa bernama Angga yang mengalami perundungan hingga berujung pada dugaan penganiayaan fatal. Pihak sekolah dan keluarga korban kini berusaha mencari keadilan dan penyelesaian yang baik dalam situasi ini.
Kejadian ini melibatkan Angga yang, menurut laporan, sebelumnya pernah mengalami perundungan dari teman-temannya pada Agustus 2025. Melihat kondisi cucunya, nenek Angga pun melaporkan permasalahan tersebut ke pihak sekolah untuk mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat.
Peran Keluarga dan Pihak Sekolah Dalam Kasus Perundungan
Keluarga Angga, terutama neneknya, menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap situasi yang dialami. Sejak kecil, Angga tinggal bersamanya karena kedua orangtuanya merantau. Hal ini menjadikan neneknya orang yang paling dekat dan peduli terhadap perkembangan anak tersebut.
Pihak sekolah juga diharapkan memberikan perhatian serius dalam menangani permasalahan ini. Kepala SMPN 1 Geyer, Sukatno, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan mediasi internal setelah menerima laporan dari nenek korban.
Para guru, terutama yang bertugas di bidang bimbingan konseling, berperan aktif dalam memberikan nasihat dan bimbingan kepada pelaku perundungan. Mereka berharap pelaku dapat menyadari kesalahan dan berusaha memperbaiki perilakunya.
Masalah Kompleks Perundungan Dalam Lingkungan Sekolah
Kejadian perundungan di SMPN 1 Geyer menunjukkan kompleksitas masalah yang sering kali dihadapi di lingkungan sekolah. Sukatno mengakui bahwa pihak sekolah terlambat menyadari masalah tersebut. Namun, anggapan bahwa masalah telah terselesaikan tidak dapat menghapus fakta bahwa ada dampak yang lebih dalam dari perundungan.
Kejadian tragis ini menyedot perhatian masyarakat dan menuntut langkah nyata dari pihak berwenang untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang. Keluarga Angga sangat berharap bahwa kasus ini tidak hanya menjadi angka statistik, tetapi bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Pihak sekolah diharapkan dapat lebih proaktif dalam mendeteksi dan menangani masalah perundungan sebelum menjadi lebih serius.
Tuntutan Keadilan Oleh Keluarga Korban
Setelah kejadian tersebut, keluarga Angga menginginkan keadilan bagi anak mereka yang telah menjadi korban. Sawendra, orangtua Angga, menyatakan sangat menyesal atas kurangnya pengawasan di sekolah. Hal ini sangat berpengaruh pada keselamatan dan kesejahteraan anak-anak di sekolah.
Ia juga menjelaskan bahwa perundungan yang menimpa Angga bukanlah hal baru, melainkan telah dilaporkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya masalah mendalam dalam sistem yang ada di sekolah.
Sawendra menegaskan bahwa tidak ada kata maaf untuk kejadian ini. Ia berharap penegak hukum dapat memberikan hukuman yang setimpal, demi memberikan efek jera dan keadilan bagi anaknya dan korban perundungan lainnya.